Senin, 14 Desember 2009


  Perubahan motor bebek harian jadi underbone balap dengan ubahan menyeluruh perlu diimbangi unsur keamanan yang memadai. Agar tak mengundang kecelakaan ke pembalapnya sendiri juga pembalap yang lain.
  RAMAINYA event dengan ribuan pembalap di seluruh pelosok Indonesia memang membuat ajang ini jadi primadona. Munculnya muka rider dan mekanik baru banyak membawa perubahan sejak era underbone 4-Tak menggusur mesin 2-Tak 5 tahun yang lalu.
  Berbagai kreasi mesin, sasis dan suspensi disuguhkan tuner dalam negeri hingga membuat nama Indonesia selangkah lebih depan dibanding negeri tetangga soal modifikasi motor bebek 4 langkah. Terbukti di Asia Road Racing Championship (AARC) sejak 2004, rider Indonesia selalu menjadi juara umum.
  Regulasi road race Indonesia memang lebih maju dibanding Malaysia dan Thailand hingga menjadi trendsetter korekan mesin. Tapi sayang di sini kurang diimbangi dengan perhatian soal perangkat keamanan yang menempel di motor balap.
  Entah karena tak tahu atau malah didiamkan, mumpung belum bikin celaka akan lebih baik diperbaiki. Padahal di buku peraturan road race yang dikeluarkan PP IMI mengatur beberapa point menyangkut keamanan tapi belum terlalu detail seperti di tingkat ARRC.
  Apalagi banyaknya event dan peserta di Indonesia membuat petugas scrutineering kerap teledor hingga peserta balap pun menjadi cuek. Rasanya akan lebih bijak melakukan perbaikan sebelum terjadi insiden.
  Belum banyak tim balap yang perhatian soal hal kecil yang bisa menjamin keamanan diri pembalapm dan orang lain. Dari pantauan masih ada beberapa bagian di motor yang kadang tak terpantau unsur keamanannya. 
   
SEFTY GEAR MOTOR BALAP
AREA TENGAH YANG STERIL
NAMANYA juga motor underbone dengan pipa tengah melengkung hingga gampang dinaiki. Tapi di Indonesia, tempat ini jadi favorit memasang tachometer, CDI, aki bahkan ballast pemberat. Seolah menjadi ciri khas motor road race dibanding versi jalan raya. Ini mengundang resiko terbakar karena listrik jadi berdekatan dengan selang bensin dan karburator. Belum lagi saat insiden kaki pembalap bisa terjepit karena banyaknya sudut tajam yang membahayakan. Jauh di lebih aman jika area tengah bersih dari komponen tambahan.
ENGINE CUT-OFF
PEMUTUS arus listrik dari CDI ke busi ini wajib terpasang di setang yang gampang dijangkau cepat oleh tangan kiri di saat darurat. Tapi sayangnya banyak yang menyepalakan hingga menganngap cukup memakai kunci standar motor, padahal kunci letaknya di bawah dan bisa lepas saat ada benturan. Atau dengan sengaja tombol pemutus arus didikin susah ditekan karena takut mengganggu fungsi pengapian.
PENGAMAN MUR BAUT
BEBERAPA bagian yang berotasi dan bergetar wajib diberi perhatian lebih seperti roda, swing arm, cakram higga suspensi. Tak sekedar mengencangkan baut saja tapi akan lebih aman jika ulir baut diberi cairan thread lock yang akan mengeras hingga baut atau mur gampang kendor. Termasuk membuat lubang di kepala bautagar bisa diikat dengan kawat pengaman dan memakai baut berprofil yang bisa dipasang pengunci.
ASAL PASANG BALLAST PEMBERAT
PERATURAN di kelas MP1 dan MP2 membatasi berat motor plus pembalap maksimal 130 kg, yapi di era 4-Tak ini banyak pembalap muda berbadan irithingga ketika ditimbang masih kurang beberapa kilogram lagi. Mekanik kerp sekedar memenuhi target berat minimum dengan memasang ballast atau pemberat. Wujudnya bisa beragam dari tumpukan gir belakang, barbel hingga besi ala kadarnya. Belum lagi pemasangnya yang asal ikat dengan kawat atau cable ties, jika motor terpental maka pemberat ini rawan terlepas hingga bisa menghantam pembalap atau penonton, Ikat denga baut kalau perlu dilas ke sasis biar kokoh.
UJUNG MEMBULAT
JIKA dilihat dari sisi atas, ada beberapa komponen motor yang menonjol. Sebut sja ujung setang, tuas rem kopling, footstep, pedal rem dan persneling. Bagian tersebut harus mempunyai bentuk akhir yang membulat karena rawan menancap saat terjadi kecelakaan. Tak heran dipilih material aluminium grade rendah yang lembek agar bengkok saat terjadi benturan. Disini malah dipakai bahan baja agar kuat, memang kokoh tapi membahayakan. Kalau pun mau pilih bahan yang keras, desainnya harus dibikin bisa terlipat agar tak membahayakan. Keperluan ujung membulat ini juga demi perawatan sirkuit itu sendiri. Sehingga tak merusak aspal yang malah membuat sirkuit jadi rusak.